Dongeng Buat Pacar yang Lagi Ngambek

Keanu membuka lemari es kecil di dekat sofa dan mengambil dua botol air mineral, menaruhnya satu diatas meja.

“Duduk..” perintahnya dingin. Iyalah… dia hanya hangat di depan papi dan mami.

“Kenapa bolos?” pertanyaan yang langsung to the point, tipikal manusia salju.

“Males aja..” jawab Abel yang sebenarnya bukan jawaban bohong juga sih.

Keanu nampak menghela nafas pendek. “Kalau kamu bolos lagi saya kasih nilai E..”

What?? Seenaknya banget sih..!” Abel seketika meradang.

Enak saja ngasih nilai E padahal dia sudah mati-matian belajar dan menyelesaikan setiap tugas tanpa sekalipun pernah telat, walaupun selalu ditolak oleh Keanu dan membuatnya bolak balik revisi.

“Punya hati nggak sih?? Asal kamu tahu ya, yang bikin aku males masuk kelas itu KAMU!” Abel tanpa segan langsung menunjukkan telunjuknya ke muka Keanu, sampai tidak sadar sedikit kukunya melukai pipi Keanu.

Dengan gugup Abel langsung menarik tangan dan memeriksa kukunya, Ia tidak pernah memelihara kuku panjang seperti kebanyakan gadis lain, tapi kenapa Keanu bisa luka akibat telunjuknya? Ah dia benar-benar sedang apes.

“Ma…maaf, aku tidak…”, Abel berusaha melihat segores luka yang sudah dibuatnya, ah sayang sekali wajah tampan itu jadi ternoda pikirnya. Wait, TAMPAN??? Sejak kapan Ia mengakui ketampanan manusia salju ini?

Artikel ini berjudul Dongeng Buat Pacar yang Lagi Ngambek

Namun Keanu mendorong tangannya lalu berdiri, membuka laci dan mengeluarkan kotak P3K dalam diam, membuat Abel semakin merasa tidak nyaman.

“Kamu tidak suka aku tinggal dirumahmu, cemburu dengan perhatian dari papi dan mami kamu?”, ujar Keanu sambil berusaha memasang plester kecil di pipinya. Namun tidak ada cermin di ruangan itu, dan tentunya plester itu tidak akan terpasang dengan baik tanpa cermin.

Abel langsung merebut plester dari tangan Keanu dan memasangkannya di pipi si manusia salju. Akibatnya wajah mereka kini berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Abel sejenak membeku menatap wajah Keanu yang memang sudah ganteng maksimal dari sononya, hanya saja Abel tidak pernah mau mengakui.

Pages: 1 2 3


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *