Dongeng Pacar Manja Romantis

Seorang dokter datang menghampiriku dan menjelaskan kondisiku.

“Untung seseorang memanggilkan Ambulance tepat waktu… kalau tidak, usus buntu Mbak akan terlambat untuk ditangani…”

“Usus buntu..?“

Haisshhh, dan siapa yang memanggilkan Ambulance serta menandatangani surat persetujuan operasi ku?

Aku adalah yatim piatu sejak kecil. Aku juga tidak punya keluarga dekat selain Bibi yang katanya sudah bekerja dengan keluargaku sejak aku lahir. Aku melihat Bibi tergopoh-gopoh datang.

Lalu kemana orang yang tadi duduk disampingku?

Aku menanyakan HP ku pada Bibi. Cukup heran karena tidak ada satupun pesan atau panggilan masuk darinya, padahal dia kan tahu aku sakit saat aku terakhir menelponnya.

Sejak saat itu dia menghilang.

Ya, menghilang. Ratusan pesan aku kirimkan tanpa balasan. Ratusan telpon tak kunjung diangkatnya walau aku melihat status Online di WA nya. Aku menangis. Kehilangan. Kebingungan.

Aku marah.

Dua bulan kemudian.

Aku tak pernah lagi menerima pesan-pesan kejutan. Tak ada lagi suara seksi yang menemani telingaku siang dan malam. Hampa. Dia hilang begitu saja, aku pun tak tahu harus mencari kemana. Surabaya terlalu luas untuk dijelajahi jika kita tak tahu siapa yang kita cari. Aku bahkan tak tahu namanya dan seperti apa wajahnya. Hubungan singkat yang aneh.

Dongeng Pacar Manja Untuk Doi yang Jauh Disana

Pagi itu, direktur mengatakan bahwa Manager yang baru akan datang dan kami harus siap-siap menyambutnya. Aku sebenarnya sedang sibuk dengan pikiranku tentang dia. Rindu dengan semua perhatian kecilnya. Rindu dengan suara seksinya.

“Bu Hayu, Manager yang baru sudah datang… Ibu ditunggu di ruangan meeting”

Asistenku menyadarkan lamunan dan dengan enggan aku beranjak ke ruang meeting. Semakin mendekati ruangan, aku tertegun. Aku mendengar sayup-sayup suara yang aku kenal. Langkahku pun kian cepat. Suara itu. Aku rindu…..

Pintu ruangan meeting terbuka, dan sang Manager baru itu tengah memperkenalkan diri.

“hai, good morning Hayu…. Apa kabar…”

Ya. aku hampir pingsan. Suara itu miliknya.

Dia kembali. LDR ini telah usai.

Oya, siapa yang waktu itu memanggil Ambulance? Yapp, Dia.

Siapa orang yang duduk disampingku waktu aku sadar? Yapp, sepupunya. Kebetulan dia tinggal di Jakarta dan dipaksa jadi mata-mata untuk memantau kesembuhanku.

Benar-benar mahluk seksi yang luar biasa.

Saranghae…..

Pages: 1 2 3 4


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *