Love Is As Sweet As Vanilla

Di artikel kali ini kami akan membagikan sebuah dongeng sebelum tidur romantis yang berjudul Love Is As Sweet As Vanilla. Dongeng ini bisa di bilang singkat dan tidak terlalu panjang Bahasa Indonesia yang bisa Anda baca atau diberikan kepada teman, sahabat, atau pacar (ayang) (doi) spesial.

Dongeng romantis sebelum tidur ini menceritakan tentang kisah seseorang yang bernama Vanilla. Vanilla duduk di bangku kuliah, cerita ini bermula ketika ia menemukan secarik kertas dan coklat di atas mejanya. Selain romantis, dongeng ini juga memiliki alur cerita yang lucu.

Rekomendasi

Ia tidak mengetahui siapa yang telah menaruh sepucuk surat dan coklat tersebut di atas mejanya yang ternyata adalah coklat kesukaannya. Tidak sampai disitu, beberapa hari kemudian Vanilla dibuat kaget karena ada Novel di mejanya yang memang dicari-cari, tetapi sangat sulit sekali menemukan di toko buku.

Dongeng sebelum tidur romantis ini cocok sekali diberikan kepada teman, sahabat, atau pacar tersayang sebelum tidur. Bagi Anda yang sedang melakukan hubungan jarak jauh LDR (Long Distance Relationship) juga bisa memberikan dongeng ini untuk pacar.

Dongeng ini cukup romantis karena karakter utama dalam cerita yakni Vanilla selalu dibuat kegirangan oleh sosok misterius. Cerita ini juga bisa Anda berikan kepada pacar yang lagi ngambek agar moodnya lebih baik lagi. Bagi Anda yang sudah tidak sabar, silahkan baca dongeng sebelum tidur romantis di bawah ini.

Dongeng Sebelum Tidur Romantis Love Is As Sweet As Vanilla

Dongeng Sebelum Tidur Romantis Love Is As Sweet As Vanilla

Rooftop Planet Café jam 19.00

Secarik kertas berisi tulisan singkat itu membuat pikiran Vanilla melayang nggak karuan. Ia menemukan surat itu di atas mejanya beserta sekotak coklat yang memang sangat ia sukai. Sejak beberapa bulan lalu, seseorang selalu menaruh sesuatu di atas mejanya di kelas statistic.

Benda yang pertama muncul di meja Vanilla adalah sebuah novel yang memang sedang dicari-cari oleh Vanilla namun sangat sulit mendapatkannya di toko buku. Kerennya lagi, di novel itu bahkan ada tanda tangan penulisnya dan tertulis “Special Edition For Vanilla”.  Tentu saja Hal itu bikin Vanilla klepek-klepek.

Berikutnya selalu ada susu kotak, roti, bunga, coklat dan sebangsanya. Kadang Vanilla berpikir orang yang rajin mengirimi benda-benda itu apakah pemuja setia atau justru haters yang sengaja mengolok-olok dirinya.

Tak aneh jika Vanilla berpikir demikian, yaaa semua dikarenakan body nya yang “cukup berisi”.

“Bukan cukup berisi Vanillaaa, isinya sudah kebablasan!!” , begitulah teman-temannya selalu memprotes.

“Vanilla!! Lo itu ya pagi-pagi udah ngemil nasi padang!! Tuhanku, gimana lo mau dapetin si Davin Laaaa!!” , selalu begitu para sahabatnya berteriak tiap kali mereka bertemu di kantin kampus.

Tapi bukan Vanilla namanya kalau terlalu baper dengan ukuran badannya. Ia selalu percaya diri, atau over PD?

Seperti pagi itu, ia menemukan secarik kertas bertuliskan alamat sebuah cafe, membuatnya bertanya-tanya, siapa yang sudah mengirimnya?

Dongeng sebelum tidur romantis untuk pacar tersayang dan cocok untuk yang lagi LDR-an

“Serius lo Van? Itu surat bukan lo sendiri yang ngarang???”, Stella malah melotot sambil memeriksa tulisan dalam kertas itu.

“Ettt dah kalo nuduh jangan suka bener napa Stell…”, dituduh seperti itu tentu saja bikin Vanilla merengut dengan pipi yang tambah ndud karena bibirnya yang maju.

“eh tapi ini bukan tulisan Vanilla…ini rapi banget tulisannya. Tulisan lo kan kayak ceker dinosaurus Van…”

“Kujar lo! Mana ada ceker Dinosaurus! Ceker Tyrex!”

“Apaan kujar?”, Stella memicingkan mata sambil berpikir.

“Kurang ajar Stellaaaaaaaa!”

Dongeng Sebelum Tidur Romantis Love Is As Sweet As Vanilla

Kembali Stella memeriksa tulisan dalam kertas itu, yang memang tertulis dengan sangat rapi.

“Ini yang nulis pasti orangnya keren, rapi, cakep…tulisannya aja cakep gini apalagi orangnya ya gak sih…”

“Iya tapi siapaaa??”

Tiba-tiba segelas lemon tea malah jatuh ke atas kertas yang sedang dibentangkan di meja kantin.

“Stelaaaaaaaa!!” sontak saja Vanilla berdiri sambil berteriak, bersiap untuk mengomeli siapapun yang sudah kurang ajar berani menumpahkan lemon tea di atas kertas berharganya itu.

Ketika ia menengok, seketika mulutnya yang sudah siap bersumpah serapah langsung terdiam. Davin. Yuppp, pria yang sudah kurang ajar menumpahkan segelas lemon tea itu adalah Davin, crush nya yang beberapa bulan ini selalu numpang lewat tiap kali Vanilla tengah melamun.

“Kak Da..vin”

Davin senior nya Vanilla 1 tingkat. Cowok yang cukup populer di kalangan anak Cheers itu emang bisa dibilang sempurna. Tajir, cakep dan pinter. Sayangnya dia terlalu dingin kayak es krim. Ga pernah sekalipun kelihatan senyum-senyum.

Anehnya, biarpun sedingin es krim, cewek-cewek itu tetep aja setia ngekorin dia kemanapun pergi.

Dan Vanilla yang tambun itu, adalah salah satu fans garis keras yang hanya bisa melamunkan Davin dalam pikirannya saja. Boro-boro berani nyapa, ngelirik aja mana berani.

Dan seperti bisa ditebak, reaksi Davin melihat minumannya sudah mengotori meja orang lain ya cuek aja.

Sorry..”, gitu doang katanya lalu cabut.

“Ah, seandainya yang ngirim kertas ini adalah Kak Davin…Ya Tuhan aku rela jadi budaknya dia deh…”, Vanilla masih memandangi punggung Davin sambil memeluk badannya sendiri, namun gagal. Tangannya tidak cukup panjang untuk bisa memeluk diri sendiri yang selebar freezer.

“Ngimpiiii terooosssss”, Stella menimpali dengan mulut monyong.

Usai membersihkan meja, Vanilla lalu cabut duluan. Tentu saja ia tidak lupa jam 7 malam ini ia harus menuntaskan rasa penasarannya. Kebetulan Planet Café adalah café langganannya, dan ia mengenal baik pemiliknya, yaitu ibunya sendiri hehe. Yuppp…. Vanilla yang selalu nampak bersahaja di kampus, sebenarnya keluarganya ga susah-susah amat.

Ia lahir sebagai puteri tunggal yang begitu dicintai orang tuanya, terlepas dari body aduhay semok semlohaynya, sang Mama yang cantik  dan memiliki bisnis café dan butik tidak pernah sekalipun memintanya diet atau menguruskan badan.

Sang papa yang berbisnis di bidang property pun tidak pernah mempermasalahkan penampilan Vanilla yang selalu casual. Menurut papa nya, Vanilla tetaplah puteri tercantik di sleuruh dunia.

Kalau Vanilla mau, dia bisa saja menggunakan semua fasilitas yang ditawarkan oleh orangtuanya. Mobil dengan supir, apartemen mewah atau uang jajan berlimpah. Tapi ia lebih senang naik bis, kadang nebeng sahabatnya dan makan di kantin kampus seperti mahasiwa pada umumnya.

“Mom, sebentar lagi Van nyampe di butik ya…”, beberapa menit sebelum tiba di butik sang mama, Vanila konfirmasi dulu just in case sang Mama sedang ada kesibukan.

Apa lagi tujuan Vanilla ke butik sang Mama kalau bukan untuk minta dipilihin baju yang cocok untuk kencan buta (anggap saja begitu) nya nanti malam.

Tentu saja mamanya  antusias menyambut Vanilla di butiknya apalagi setelah ia menceritakan tentang isi kertas itu. Vanilla dan mama nya memang sudah seperti sahabat.             

Setelah beberapa lama mencari dress yang pas, Vanilla mematut dirinya dicermin. Pilihan mama nya memang jempolan. Vanilla nampak cantik dengan gaun hijau lumut selutut di padu cardigan warna krem dan wedges warna senada. Untuk rambut Vanilla membiarkan mama nya memberikan sentuhan sedikit feminine dengan curly di bagian ujung.

Tepat jam 19.00 Vanilla dan mama nya sudah tiba di Planet Café. Mamanya langsung menuju ruang kantor café sementara Vanilla bergegas ke lantai paling atas yang biasanya ramai di akhir pecan seperti sekarang.

Tiba di rooftop, anehnya Vanilla tidak melihat siapapun. Hanya sebuah meja yang didekorasi cantik dengan mawar dan lilin. Saat ia tiba di meja itu, kembali Vanilla menemukan secarik kertas bertuliskan PLAY ME diatas sebuah notebook.

Vanilla menekan tombol play di layar notebook dan seketika proyektor menampilkan banyak gambar dan video tentang Vanilla. Kegiatan Vanilla di kampus bahkan di beberapa kelas yang Vanilla ikuti dan bagaimana Vanilla begitu gembira menerima berbagai hadiah di meja nya dari seseorang yang misterius.

Vanilla begitu terkesan hingga tidak sadar seseorang sudah berdiri di sampingnya.

“Vanilla… maaf aku mencuri begitu banyak gambarmu….”

Vanilla ternganga, menyadari siapa yang sudah berdiri di sampingnya.

“Da…Davin?????”

Setengah tak percaya, Vanilla terpaku menatap sosok di depannya.

Davin hanya tersenyum sambil berkata,

“Kenapa? Bukankah katanya kalau aku yang ngirim catatan itu kamu rela jadi budakku?” Davin tersenyum jahil.

Dibalik tembok, sang Mama yang tengah mengintip nampak mengusap setitik air mata, terharu.


Itulah tadi Dongeng Sebelum Tidur Romantis Love Is As Sweet As Vanilla, bagaimana menurut Anda tentang dongeng di atas? Apakah kemisteriusan orang tersebut membuat Anda kaget?

Jika Anda menyukai dongeng sebelum tidur romantis ini, Anda bisa membagikannya kepada teman, sahabat, pacar, atau di grup Whatsapp, Facebook, dan medsos lainnya.

Jika Anda mempunyai saran, masukkan, atau pertanyaan, silahkan tulis di kolom komentar ya. Anda juga bisa request dongeng lainnya di Dongengsebelumtidur.id.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *