Cerita Rakyat Jepang Momotaro

Di artikel kali ini kami akan membagikan sebuah dongeng sebelum tidur tentang Cerita Rakyat Jepang Momotaro singkat dan tidak terlalu panjang Bahasa Indonesia yang bisa Anda baca atau diberikan kepada anak, teman, sahabat, pacar, atau keluarga Anda.

Cerita Rakyat Jepang Momotaro adalah legenda tentang seorang anak laki-laki yang ditemukan di dalam buah persik oleh seorang wanita tua. Anak itu bernama Momotaro dan dibesarkan oleh wanita tua itu sebagai anak sendiri.

Suatu hari, desa mereka diserang oleh raksasa dan Momotaro memutuskan untuk pergi dan mengalahkan mereka. Ia bertemu dengan seekor anjing, monyet, dan burung pegar yang membantunya dalam perjalanannya.

Mereka bekerja sama dan akhirnya berhasil mengalahkan raksasa dan menyelamatkan desa. Legenda ini melambangkan kerja sama dan persahabatan.

Rekomendasi

Cerita ini bisa Anda jadikan sebagai dongeng sebelum tidur untuk anak ataupun bisa diberikan kepada teman, sahabat, pacar, atau keluarga Anda yang suka membaca dongeng.

Cerita Rakyat Jepang Momotaro singkat

Cerita Rakyat Jepang Momotaro

Dahulu kala,  hiduplah  seorang  kakek  dan nenek. Setiap harinya Kakek pergi ke kaki gunung bekerja dengan mencari kayu bakar, berbeda dengan nenek setiap paginya mencuci baju di sungai. Hingga suatu hari, saat nenek sedang mencuci di sungai, ia menemukan satu buah persik yang besar sekali hanyut dari hulu sungai.

Nenek mengangkat buah persik itu dari sungai, “HUP!” ujar Nenek. Setelah mengambil buah persik itu, Nenek pun segera pulang ke rumah dengan menggenggam buah perish penuh hati-hati.

Setibanya di rumah Kakek terkejut dengan apa yang digenggam Nenek. Lalu Kakek mengambil buah Persik itu sambil berkata, 

“Oh, persik ini besar sekali! Bagaimana kalo buah ini kita potong?”  

“Okee, ayo kita potong.” Nenek berkata dengan penuh semangat, dan mereka berdua pergi ke dapur. Lalu saat mereka tiba, mereka menaruh buah persik itu di atas nampan. Ketika Nenek  menaruh pisau dapur di atasnya, buag persik itu bergerak-gerak sendiri,dan mengeluarkan bunyi gemerisik.

“Wahh!, persik ini hidup!” ujar kakek penuh semangat.

Tepat  saat itu pula, bagian tengah buah persik tersebut terbelah.  Lalu, keluar seorang anak laki-laki.

Kakek dan Nenek pun kaget, begitu pula dengan anak laki-laki tersebut. Melihat gestur anak laki-laki tersebut seperti kelaparan. Mereka langsung memberi satu piring nasi. Anak tersebut makan dengan begitu lahap, hingga anak laki-laki tersebut menghabiskan 3 piring nasi.

Melihat anak laki-laki tadi makan dengan lahap, Kakek dan Nenek merasa sangat gembira. Lalu, mereka menamai anak itu dengan nama Momotaro, dalam bahasa jepang arti momo adalah buah persik.

Satu keunikan Momotaro adalah semakin ia banyak makan maka ia akan tumbuh dengan cepat, bahkan orang dewasa pun sulit untuk menyamainya. Selain pertumbuhan yang cepat ia juga memiliki kekuatan yang melebihi siapapun dan mampu mengangkat benda berat dengan mudah. Momotaro tumbuh menjadi orang yang kuat

Tapi ada satu hal yang mengkhawatirkan Kakek dan Nenek masih menganggap Momotaro sebagai anak kecil.

“Momotaro…, ciluuuk-ba!”

Meskipun nenek berusaha membuat anak itu tertawa, tak ada reaksi apapun dari Momotaro.

 “Wah, susah sekali.” Ujar Kakek yang berada di sebelah Nenek. Kakek dan Nenek mengkhawatirkan Momotaro yang tidak bisa berbicara.

Hingga pada suatu hari, Momotaro mengeluarkan kalimat pertamanya, “Aku akan melakukannya!” Momotaro tiba-tiba bersuara keras.

“Oh, ia berbicara!” kakek dan nenek terkejut bukan main.

“Kakek, nenek. Saya akan pergi membasmi para raksasa.” Ucap Momotara dengan santai.

“Kakek, nenek, saya akan pergi untuk membasmi raksasa.”

Kakek dan Nenek tercengang. Sebelum, akhirnya Momotaro melanjutkan perkataan.

“Tolong siapkan semua perbekalan!” perintah Momotaro. Kakek dan Nenek pun bergegas melakukan perintah momotaro.

Memang di zaman itu, para raksasa memang sering muncul di desa dan melakukan kejahatan dengan merampok barang, menculik orang-orang, dan kejahatan lainnya. Sehingga banyak penduduk desa yang dirugikan. Momotaro yang sudah sering mendengar obrolan kakek dan nenek, membuat darahnya mendidih karena emosi.

Kakek dan nenek sudah menyiapkan makanan yaitu kibidango, serta berbagai pakaian untuk diganti selama perjalanan. Momotaro pun pergi, meninggalkan Kakek dan Nenek. Perbekalan ia ikat dipinggang. Kakek dan Nenek merasa sedih. Berbeda dengan Momotaro yang begitu bersemangat.

 “Hati-hatilah! Kembalilah dengan selamat!” teriak nenek dari kejauhan.

Momotaro terus melakukan perjalanan tanpa memikirkan kesedihan Kakek dan Nenek. Di tengan perjalanan, tiba-tiba muncul seekor anjing yang bisa berbicara, lalu menyapa Momotaro.

 “Tuan Momotaro, apakah saya boleh minta sebutir onde-onde? jikalau Tuan memberi, saya akan menjadi pengikut Tuan yang setia.”

Lalu Momotaro memberikan Anjing itu onde-onde dan menjadi pengikut Momotaro. Beberapa saat, di perjalanan lainnya, muncullah seekor monyet dan mengatakan hal sama seperti anjing. Lalu, perjalanan lainnya ia bertemu dengan bertemu pagar dan lagi-lagi mengatakan hal yang sama. Sepanjang perjalanan Momotaro telah ditemani dengan para pengikutnya yaitu anjing, monyet, dan burung pagar.

Momotaro berjalan dengan bersenandung

Melewati bunga dan badai, Membasmi raksasa, itulah tekadnya.

Dengan kecepatan penuh, menuju pulau raksasa. Si Momotaro yang tidak kenal rasa takut.

bertekad dengan mimpi yang besar, Apapun yang terjadi musti terwujud. Itulah jalan seorang laki-laki.

Setelah melewati berbagai sunagi, gunung dan padang rumput ataupun pasir. Tibalah Momotaro dan pengikutnya di pantai, lalu mereka menyebrang dengan menggunakan perahu nelayan menuju pulau raksasa. Dan melanjutkan senandung tadi.

Tu, wa, ga! Tu, wa, ga!

Samudera yang luas, dunia yang menghampar. Membawa mimpi yang besar.

Tu, wa, ga!

Mereka berempat mengarungi lautan selama beberapa hari. Hingga akhirnya mereka tiba di pulau raksasa.

Burung pegar yang bisa terbang, melakukan pengintaian. Sebelum akhirnya perahu benar-benar merapat. Saat mereka menambat perahu tibalah burung pegar memberikan hasil laporan.

“Para raksasa, sedang berpesta.” Ujar burung pegar.

“Apa pesta?” ujar Momotaro.

Momotaro pun berangkat, penuh dengan semangat menuju gerbang raksasa, akan tetapi pintu gerbang tertutup erat.

 “Serahkan saja padaku, ini mudah saja,” kata monyet. Monyet melompati pintu gerbang, dan membuka kuncinya.

dari dalam. Lalu Momotaro membuka pintu gerbang, ternyata seperti yang dikatakan burung pegar para raksasa sedang berpesta pora. Momotaro pun muncul dan berkata, “Akulah Momotaro yang terkuat di negeri Jepang! Aku datang untuk menaklukkan para raksasa – raksasa!”

Para Raksaasa itu terkejut dan matanya berputar-putar. Di atas kepala raksasa terlihat burung pegar yang terus berkoak. Lalu saat pandang raksasa teralihkan, anjing, monyet, dan Momotaro. Menyerang secara bersamaan. Para raksasa berteriak kesakitan karena serangan, lalu saat itu juga munculah si pemimpin raksasa.

“Hei bocah! Akulah lawanmu!” teriak pemimpin raksasa.

Pemimpin menyerang Momotaro, BUK! Hempasan tangan raksasa hamper saja mengenai Momotaro. Lalu Momotaro membalas sebuah tinjuan keras mengenai kepala raksasa, membuat pemimpin raksasa itu langsung jatuh.

 “Bagaimana apakah dirimu masih ingin berbuat jahat” Tanya Momotaro,sambil berdiri di atas tubuh pemimpin raksaka. Pemimpin raksasa itu hanya mengangguk pelan.

Dengan begitu terciplah perjanjian bahwa para raksasa, tidak akan berbuat jahat lagi kepada manusia.


Itulah tadi dongeng sebelum tidur tentang Cerita Rakyat Jepang Momotaro singkat dan tidak terlalu panjang Bahasa Indonesia untuk Anak. Anda bisa request dongeng sebelum tidur lainnya di kolom komentar ya. Mungkin itu dulu dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan. Semoga bermanfaat.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *